1.1.
Perkembangan
Fisik Monotorik
[1]Seiring
dengan pertumbuhan fisik yang beranjak matang,maka perkembangan monotorik
anak,fperkembangan anak usia dasar ditandai dengan gerak atau aktifitas motoric
yang lincah oleh karena itu usia ini merupakan massa yang ideal untuk belajat
ketrampilan yang berkaitan dengan motoric baik halus maupun kasar
Contoh perkembangan motorik anak
Motorik Halus
|
Motorik
Kasar
|
1.
Menggambar
|
1.
Bela diri
|
2.
menulis
|
2.
berenang
|
Perkembangan
fisik yang normal merupakan salah satu factor penentu kelancaran proses belajar
baik dalam bidang pengetahuan maupun ktrampilan,oleh karena itu perkembangan
motorik sangat enunjang keberhasilan peserta didik.
Upaya-upaya sekolah untuk
memfasilitasi perkembangan motoric secara fungsional tersebut diantaranya
sebagai tersebut:
1.
Sekolah merancang
pelajaran krampilan yang ber,manfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak
2.
Sekolah memberikan
pelajaran senam atau olah raga kepada sisiwa.
3.
Sekolah perlu merekrut
guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tersebut.
4.
Sekolah menyediakan
sarana untuk kelangsungan pelajaran tersebut.
[2]Intelektual
menurut para ahli diantaranya menurut Wechler (1958) merumuskan intelektual
sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak
secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif. Intelektual bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu
fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan
kemampuan intelektual.
1.2.
Perkembangan
intelektual
[3]Pada
usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemamapuan intelektual atau
kemampuan kognitif. Menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret
yang ditandai dengan:
1.
kemampuan
mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama.
2.
Menyusun atau
mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.
3.
Memecahkan yang
sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini
sudah cukup untuk menjadi dasar diberikanya berbagai kecakapan yng dapat
mengembangkan pola piker atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan daya nalarnya,
daya cipta,kreatifitas anak maka anak perlu diberi peluang-peluang untuk
bertanya berpendapat atau menilai tentang berbagai hal tentang pelajaran atau
peristiwa yang terjadi di lingkungan.
Upaya lain yang dapat dilakukan
sekolah dalam mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan seperti lomba mengarang,menggambar dan menyanyi.
[4]Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi perkembangan Intelek
A.
Bertambahnya informasi
yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr reflektif
B.
Banyaknya pengalaman
dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa berpikir
proporsional.
1.3.
PERKEMBANGAN BAHASA
[5]Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain, di mana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau isyarat.
Melalui bahasa, setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar,
ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Usia sekolah
dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai
perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai
sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12) anak telah dapat
menguasai sekitar 5.000 kata.
Di sekolah,
perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran
bahasa, baik bahasa indonesia, bahasa ibu, maupun bahsa inggris. Dengan
diberikannya pelajaran bahasa di sekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai
dan menggunakannya sebagai alat untuk : (1) berkomunikasi secara baik dengan
orang lain, (2) mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya, (3)
memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.
Untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui
tulisan, sebaiknya anak dilatih untuk membuat karangan atu tulisan tentang
berbagai hal, seperti tentang kehidupan keluarga, dan cita-cita.
Bahasa
merupakan alat komunikasi dalam pergaulan sosial karena dengan komunikasi bisa
menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan pendidikan yang
optimal. Apabila guru dan siswa saling komunikasi dengan baik dan anak mengerti
apa yang dikatakan oleh seorang guru, tentunya dapat menghasilkan pembelajaran
yang optimal. Fungsi dan tujuan
berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk
menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai
alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan
perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
1.4.
PERKEMBANGAN EMOSI
[6]Pada usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi
secara kasar tidaklah diterima. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya
melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam
lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak juga
akan cenderung stabil, namun apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan
emosinya kurang stabil, maka perkembangan emosi anak juga cenderung kurang
stabil.
Karakteristik emosi anak
Karakteristik
Emosi Stabil
|
Karakteristik
Emosi tidak stabil
|
Menunjukkan
wajah ceria
|
Menunjukkan
wajah murung
|
Dapat
berkosentrasi dalam belajar
|
Mudah
tersinggung
|
Bersikap
respect (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain
|
Suka
marah-marah
|
Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku
individu. Emosi positif akan mempengaruhi individu untuk mengosentrasikan
dirinya terhadap aktifitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru,
membaca buku, aktif berdiskusi dll.
Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang
negatif, maka proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti
individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga
kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Oleh karena itu, seharusnya guru mempunyai kepedulian untuk
menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan atau kondusif
bagi terciptanya proses belajar siawa yang efektif. Upaya yang dapat ditempuh
guriu dalam menciptakan susana belajar mengajar yang kondusif itu adalah
sebagai berikut:
1.
Menciptakan
susana kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap ramah, tidak
judes, atau galak
2.
Memperlakukan
siswa sebagai indidu yang mempunyai harga diri
3.
Memberikan
nilai secara adil dan objektif
4.
Menciptakan
kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat.
1.5. Perkembangan
Sosial
Perkembangan sosial
adalah pencapaian kematangan kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial.
Perkembangan sosial juga bisa diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama.
Perkembangan sosial
pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping
dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga
ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Pada usia ini, anak
mulai memliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri
sendiri (ogosentris) kepada sikap bekerja sama (kooperatif) atau sosiosentris
(mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap
kegiatan- kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima
menjadi anggota kelompok dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh
kelompoknya
Dalam proses belajar di
sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik
(seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah_, maupun tugas yang membutuhkan
pikiran.
Tugas-tugas kelompok
ini haruslah memberikan kesempatan kepada setiiap peserta didik atau siswa
untuk menunjukkan prestasinya. Dengan bekerja kelompok, siswa dapat belajar
tentang bagaimana cara ia bersosialisasi, bekerja sama, saling menghormati,
bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
1.6. Perkembangan Kesadaran Beragama
Pada masa ini kesadaran
beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Sikap
keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
2.
Panangan
dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai
manifestasi dari keagungan-Nya.
3.
Penghayatan
secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya
sebagai keharusan moral.
Dalam mengenalkan Tuhan
kepada anak, sebaiknya ditonjolkan sifat-sifat pengasih dan penyayangnya, bukan
menonjolkan sifat-sifat Tuhan yanng menghukum, mengazab, atau memberikan
siksaan dengan neraka.
Sampai kira-kira
berusia 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran
beragamanya hanyaa merupakan hasil sosialisasi orang-orang di sekitanya. Oleh
karena itu, pengamalan ibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi
kesadarannya.
Pada usia 10 tahun ke
atas, semakin bertambah kesadarannya akan fungsi agama baginya, yaitu sebagai
penggerak moral dan sosial. Dia mulai mengerti bahwa agama bukan kepercayaan
pribadi atau keluarga, melainkan kepercayaan masyarakat luas. Berdasarkan ini ,
maka shalat berjama’ah atau shalat Idul Fitri/Adha dan ibadah sosial lainnya
sangat menarik baginya.
Periode sekolah dasar
merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama yang paling mendasar. Kualitas
keagamaan anak di usia dewasa sangat dipengaruhi pula oleh proses pembentukan
atau pendidikan yang diterimanya waktu kecil. Maka dari itu, pendidikan agama
pada usia SD/MI sangatlah penting dan layak menjadi perhatian yang lebih oleh
semua pihak.
Menurut Zakiah Darajat
(1968: 58) mengemukakan bahwa pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar
bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan
akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa
remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam
menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.
2.
Hubungan antara Aspek Perkembangan Siswa
dengan Pembelajaran
2.1. Hubungan perkembangan intelektual dengan
pembelajaran
Kemampuan intelektual
pada masa ini sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau
daya nalarnya. Kepada siswa sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti
membaca, menulis, dan berhitung.
Dalam rangka
mengembangkan kemampuan-keemampuan siswa, pihak sekolah dalam hal ini guru-guru
seyogianya memberikan kesempatan pada siswanya untuk mengemukakan pertanyaan,
memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya
atau yang telah dijelaskan oleh guru.
Untuk mengembangkan
kemampuan intelektual atau keterampilan berpikir siswa, baik sekali apabila guru
merujuk pada pendapat Jones et.al yaitu tentang “core thinking skills” antara
lain sebagai berikut:
a. Mengasah ketajaman pancca indra untuk
menerima masukan informasi dari luar
b. Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk
menjaring informasi
c. Mengevaluasi, melakukan penilaian
d. Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat
ringkasan
e. Menyimpulkan, menduga, elaborasi.
Berkaitan engan produk hafalan, diupayakan agar anak dapat melakukan
penyimpulan
f. Mengidentifikasi ciri penting
g. Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan
h. Mengingat, dengan strategi antara lain
pengulangan, memberi makna, membuat catatan, melakukan asosiasi pengalaman
sehari-hari.
2.2. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan
Pembelajaran
Pembelajaran bahasa disekolah sengaja untuk menambah
perbendaharaan kata-katanya, mengejar dan menyusun struktur kalimat,
peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran
bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya untuk
:
a. Berkomunikasi dengan orang lain
b. Menyatakan isi hatinya (perasaannya)
c. Memahami keterangan (informasi yang
diterima)
d. Berpikir (menyatakan pendapat atau
gagasannya)
e. Mengembangkan kepribadiannya, seperti
menyatakan sikap dan keyakinan.
2.3. Hubungan
Perkembangan Sosisal dengan Pembelajaran
Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat
menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebayanya atau dengan lingkungan
masyarakat sekitanya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan
sosial ini dapat dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan
tenaga fisik, maupun yang membutuhkan fikiran.
2.4. Hubungan
Perkembangan Emosi dengan pembelajaran
Emosi merupakan faktor dominan
yang memengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku
belajar.
Emosi positif akan
memmengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas
belajar seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam
berdiskusi dan lain sebagainya.
Mengingat hal tersebut,
sebaiknya guru mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan, atau kondusif bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang
efektif sserta mempunyai kepedulian untuk membantu memecahkan masalah yang
dialami peserta didik.
2.5. Hubungan
Perkembangan Keagamaan dengan Pembelajaran
Disamping pemberian
materi agama kepada anak, guru juga harus membiasakan latihan keagamaan yang
menyangkut ibadah dan akhlak.
Disamping pemberian
materi ibadah, perlu juga dibiasakan melaksanakan ibadah sosial, yaitu
menyangkut akhlak terhadap sesama manusia.
Yang ketiga perlu pula
diajarkan tentang hukum-hukum agama contohnya halal-haramnya sesuatu dan
wajib-sunnah yang menyangkut ibadah.
2.6. Hubungan
Perkembangan Fisik (motorik)dengan Pembelajaran
Perkembangan motorik
sangat berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Perkembangan fisik yang
normal adalah salah satu faktor penentu kelancaranproses belajar, baik dalam
bidang pengetahuan, maupun keterampilan.
Pada masa usia dasar,
kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya telah dicapai, oleh karena itu
mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.
Untuk memfasilitasi
perkembangan motorik atau keterampilan ini, maka sekolah perlu menyiapkan guru
khusus di bidang keterampilan.
[1]Syamsu
Yusuf Perkembangan peserta didik, PT.Rajagrafindi persada,Jakarta 59-60
[3]
Syamsu Yusuf Perkembangan peserta didik, PT.Rajagrafindi persada,Jakarta,61-62
[5]
Syamsu Yusuf L.N, perkembangan peserta didik, PT Raja Grafindo Persada Jakarta,
62-63
[6]
Syamsu Yusuf L.N, perkembangan peserta didik, PT Raja Grafindo Persada Jakarta,
62-63
Makasih infonya
BalasHapushttp://yvc-i-gc012.blogspot.co.id/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih min,ini sangat membantu😀
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
BalasHapusSearch for Harrah's Cherokee 경주 출장마사지 Casino & Hotel 이천 출장안마 in Cherokee, 울산광역 출장마사지 NC with 울산광역 출장안마 MapYRO. 100% Secure & Trusted Find your Casino Near You! 구미 출장마사지